Selasa, 07 Juli 2009

tanya knapa

Setelah banyak yang tertulis dilembaran kehidupanku, entah itu tentang ku jatuh cinta, entah itu ku lagi senang, entah itu ketika ku berbohong, entah itu ketika ku lalai, dan entah apa lagi terlalu banyak tuk sekedar dijejakkan di tulisan ini. Ya apa lagi yang kubingungkan kali ini. Emang bener ku lagi bingung . bingung tentang apa lagi. dan lagi-lagi masalah cinta yang slalu berkutat diotakku. Tak pernah namanya ku dipusingkan tugas yang menumpuk atau ujian yang tinggal menghitung harinya. Knapa. Mungkin karena itu satu-satunya alasan ku hidup dan lahir didunia ini. Dan membuat ku mau dan bergairah tuk sekedar melewati hari-hari yang bisa dibilang tak tentu kapan akan berhentinya. Allah. Dia yang mengaturnya dan sudah tentu pasti tau kapan waktu itu. Aku hanya bisa menyeretkan langkah menyusuri lorong-lorong kehidupan yang masih terasa sepi bagiku. Periang. Ya karena orang disekitar ku masih banyak yang masih butuh lebih dari sekedar ucapan itu. Aku hidup tuk buat senyum terlukis dibibir orang orang tanpa mereka harus tau apa yang sebenarnya kusembunyikan dalam peti hati yang tertutup rapat. Bahagia. Aku merasakannya bila kalian memang sedang begitu, i will happy if you happy, ku mungkin bisa melakukan apapun demi membuat orang yang kusayang disekitarku merasakanya. Terluka. Tak apa. Knapa. Aku tak mau hidup dengan banyak senyuman terbalik kebawah dekatku, aku bisa lebih drop lagi. knapa. Persepsi ku mengatakan aku terlalu sensitif untuk ukuran seorang laki-laki. Firasatku selalu meliat lebih jauh lebih jauh kedepannya. Walau memang smua hanyalah fantasi liarku yang tak pernah terjadi. Sekarang. Aku bingung lagi. bertanya lagi. apa aku tak salah. Apa bener yang kurasakan. Bila iya dimana buktinya. Cinta. Itu masalahnya. Dulu pernah kurasakan namanya embun cinta. Hanya sebentar dan tlah menggoreskan luka. Ku coba rasakan cinta kembar tapi tak terasa nyaman. Takut terluka salah satu. Kini cinta tunggal kupertanyakan kembali. Apa bener dia sayang. Rindukan hadirku. Cintai aku apa adanya. Boleh lah kau bilang aku munafik. Hanya mengharapkan tanpa ada pengorbanan. Tapi apakah rasa yang ada slama ini tak cukup bagimu. Knapa. Kau curigaiku disini. Berbuat sesuatu yang kau tak sukai. Apakah tak sebaliknya yang terjadi. Ya aku hanya bisa positif thinking selalu. Mengapa. Mengalahlah takdirku ini. Knapa lagi. aku patuh pada sebuah prinsip kuno. Cinta sejati adalah senang melihat yang tersayang bahagia bersama orang lain. Aku tau aku tak slalu dekatmu. Tak bisa hadir saat kau butuh. Kini kita tau kita terpisahkan oleh luasnya. Banyaknya. Pulau Indonesia. Percayalah. Sayang. Percayalah. Tapi, tak bisa kupungkiri. Aku tak mau munafik. Berkatnya. Aku jadi semakin terbingungkan lagi ketika hatiku harus terbagi dua. Apakah itu salah. Secara hati kau mungkin lebih dekat tapi secara fisik kini ia yang lebih dekat. Ia. Cukup mengobati kesendirian ku disini. Dari dia ada prasaan yang terbesit. Salahkah ku begitu. Atau berdosakah ku pada keduanya. bila memang itu. Sesungguhnya terjadi. Kali ini. Knapa. terjadi. Aku terlalu mudah jatuh cinta. Atau. Slama ini hanya sekedar status palsu. Tak mungkin. Knapa. Kalau ku bingung. Berarti aku sayang. Kalau dipikirkan. Berarti cinta. Ah...bingung bila terus dipikirkan lagi. mungkin ku pakai saja. Topeng kemunafikan itu. Telah lama tergolek. Berselimutan debu dipojokan tergelap. Tapi...apa bner ini caranya. Burung kebingungan terus berputar. Memahkotakan kepala jelekku. Huuuhh....hidup bingung. Sudah nasib ku. Berkubang dilumpur kebingungan. Tanpa pernah bisa keluar. Knapa. Tak bisa. Knapa. Tak mau. Knapa. Tak ada. Apa. Dorongan. Knapa. Aku mati. Knapa. Zombie. Knapa. Tiada jawab.