Rabu, 12 Agustus 2009

this night

Malam ini udara taklah terlalu dingin tak pula panas, langit berhiasakan bintang kecil nan indah bak berlian terindah. Ditemani kehangatan malam ini aku menulis sekuntum kisah, ya tak terlalu penting tuk dikenang. Secangkir kopi hitam hangat dan gorengan berminyak meramaikan suasana pesta kecilku. Huh….. Kesendirian dalam sebuah kesepian. Aku tak tau harus berbuat apa lagi tuk usir rasa itu. Hanyalah menulis yang terus kulakukan dari tadi, iringan musik mengalun menambah hidup suasana malam dikala ini. Sebentar terdengar suara azan berkumandang mengingatkan akan waktu sholat yang telah tiba. Sedikit perenggangan ku lakukan untuk membuat badan nyaman kembali. Ku golekkan badanku dikasur sambil menonton video maron 5 she will be loved. Yang tentu saja tulisan kisah tak penting masih terus berjalan manis. Terngiang dalam benak tulisan pidi baiq yang tak tertata rapi susunannya hampir mirip dengan gayaku menulis. Lama kelamaan aku terserang virus kantuk, huamm….aku menguap. Sepertinya para peri tidur telah lama sedari tadi menyebar bubuk tidur. Komputer dan lampu kamar ku bunuh dengan malas, kuatur posisi buat tidur nyenyak. Lalu guling kupeluk,,,,,sunyi senyap,,,,,aku tlah terbang ke alam mimpi.


Malam ini tak bisa lah cepat ku tertidur. Sepertinya bubuk peri tidur tak mempan lagi buatku. Dari hp kuperdengarkan lagu mellow abis agar terpejam mata ini. Ku perhatikan foto manismu tuk mengobati kerinduaan hati akan hadirmu dekatku. “I miss you my girls”. Malam-malam sebelumnya kalau lah yang slalu menghiasi mimpi indahku. Ku tak berharap kau lagi yang ku impikan malam ini. Karena ku takut rasa rindu itu sudah cukup membuatku tersiksa. Waktu ku habis tuk sekedar mengingatmu, melukiskan pesona wajah manismu. Tak bisa tuk kuhapuskan karena memang ku tak ingin. Hanya dari kejauhan ku kagumi dirimu karena ku tak bernyali mendekatimu. Kau hanyalah bintang dilangit bagiku tak kan bisa kuraih, hanya bisa ku nikmati indahnya. Kututup pintu dan kumasuk kedalam. Sudah terlalu dingin diluar. Cukup puas ku menatap langit malam ini.


Malam ini lagi-lagi ku sendirian tiada seorang pun teman disini. Ku tak tau harus mengajak siapa untuk bersms ria. Agar ku tak sendirian lagi malam ini. Dimana malam ini malamnya para muda-mudi. Mengisi waktu bersama, bersenandung ria menikmati waktunya. Ku hanya bisa meratapi kesendirian ku lagi. Hanya ada alat elektronik yang setia menghibur. Ditambah bantal guling kasur yang ikhlas ku tindih. Kali ini susu cokelat mengganti air putih dari gallon. Dalam sebuah topless berisikan permen kiss warna darah rasa strawberry. Ku coba cari ungkapan hatiku. “you’re the one” ku temukan diantara sekian banyak yang ada. Ku tau tak bisa janjikan selamanya tapi kali ini memang ya. Kuakhiri malam ini dengan pejamnya kedua mata ini tuk sementara waktu hingga pagi menjelang.


Malam ini dalam sebuah bis ku masih terjaga dari mimpi. Iringan lagu pembuat tidur tak mempan mengantarku kealam mimpi. Dengan di selingi obrol sekilas agar tak bosan. Ya temanku disebelah belum mau tidur walau ia sendiri bilang kalau sedah mengantuk. Menikmati pemandangan katanya, pemandangan natural ia mengaku suka. Entah karena berada dalam bis, aku tak bisa melihat bintang-bintang malam. Bintang-bintang yang selalu kurindukan keberadaannya. Kagum akan keindahan kilau terangnya. Slalu memberi ketentraman jiwa, beban hidup tak terasa lagi. Sekilas pemandangan lampu perkotaan yang terlihat sedikit menghibur. Masih dalam bus yang sama, sedang melaju menggilas jalanan lengang. Dalam keadaan terjaga, mencoba menikmati perjalanan yang masih tersisa.


Malam ini lagi-lagi ku hisap racun sialan itu. Aku tak tau kenapa. Padahal sudah kurasakan akibatnya. Malahan ku tambah lagi dengan menghisap merek lainnya. Mungkin aku telah mulai kecanduan racun sialan itu. Betapa goblognya aku, udah tau racun masih aja mau nyoba. Aku harus berhenti sebelum kecanduan terlalu jauh. Sebelum racun itu merogoh kantongku lebih dalam lagi. Sebelum teman-teman ku mulai memarahi, menakuti ku dengan penyakit racun itu. Semua berawal dari sekedar coba-coba, kenekatanku melanggar janji kepada my mom. “I am so sorry mom”. Tak da sosok nyata yang bisa ingatkan ku. Omongan temanku tak terlalu ngefek kayaknya. Racun sialan jangan kau goda aku lagi. Bangsat kau hanya nikmat saat dihisap tapi celaka ku seumur hidup. Dengan dada sedikit sesak ku baringkan diriku diperaduan tuk tertidur melayang kedunia mimpi.


Malam ini dengan bermodalkan sebuah selimut putih. Tidaklah terlalu tebal, tipis pun tidak juga. Aku berjalan tanpa beralaskan penutup kaki. Dewi bulan menerangi setiap langkah kecil kakiku. Ditemani angan-angan tentang dirimu kasih. Angan-angan tentang hari-hari terindah yang kita coba ukir. Dalam bentangan panjang kertas sang waktu. Yang akan selalu menjadi kenangan kita sampai ajal menjemput. Kan ku ajak kau mendaki bukit-bukit hijau itu. Dan kita berlari dipadang rumput yang luas. Dengan bunga-bunga cantik yang menghiasi keindahannya. Kan ku petik setangkai bunga terindah dan kusematkan didaun telingamu. Lalu kau mencium pipiku dan terucap terima kasih dari kedua bibirmu. Terus kita berlari lagi diiringi hembusan angin. Kita bentangkan sayap bersiap menembus angkasa. Berangkulan karena kita masing-masing hanya punya satu sayap. Disebelahku kau tersenyum manis menikmati perjalanan. Kau pun bernyanyi merdu hingga burung-burung menemani nyanyianmu. Kita mendarat mulus digumpalan awan putih nan empuk. Berhenti sejenak, ku nikmati rona kegembiraan diwajahmu membuatku tersenyum. Kita pun terjun kebawah memasuki kawasan alam bawah air. Merasakan kehangatan air laut yang disinari sang surya. Kau melenggak-lenggokkan badanmu mengikuti tarian penghuni bawah laut. Sebagai sambutan selamat datang kepada kita, tanda penghormataan mereka. Kau menarikku yang sedari tadi hanya menjadi penonton saja tuk ikut menari juga. Kita melangkah kesebuah pohon besar nan rindang. Duduk dibawahnya setelah menikmati bahagianya hari ini. Sekali lagi kau mencium pipiku dan ucapkan ”aku sayang kamu”,”aku juga” jawabku. Kau menyandarkan kepalamu dibahuku dan kita menikmatinya berdua. Kegagahan sang surya yang kembali keperaduannya. Tergantikan oleh kecantikan dewi bulan.


Malam ini raja siang telah tertidur pulas. Dewi malam bersinar terang menggantikannya. Bintang-bintang tampaknya ikut serta menemani kehadirannya. Hanya ada beberapa bongkahan awan menikmati tiupan angin yang membawanya bergerak. Lalu lalang kendaraan bermotor telah lama ku amati pergerakannya. Ku nikmati asupan secangkir kopi hangat lengkap dengan gorengan. Ditengah pengapnya asap rokok yang mengepul dan berkeliaran bebas. Hidup ini penuh cobaan, malam ini ku di kaki lima mungkin esok malam ku di bintang lima. Syukuri apa yang ada sedang ku jalani tuk hibur diri ini. Aku berjalan keluar tuk menghirup sisa-sisa udara segar yang masih ada. Ku duduk dihalte sembari menunggu angkot yang kan membawaku pulang. Gadis seksi disebelah ku sedikit menggoda hingga pikiran kotor yang ada. Andai disini ada setan ku tak tau apa yang terjadi selanjutnya. Ku memilih duduk dekat pintu angkot yang kunaiki. Raungan mesin terdengar cukup indah tuk dinikmati selama perjalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar